Total Suspended Particulate (TSP)
Karakteristik
- TSP (Total Suspended Particulate atau total partikel melayang) dengan diameter maksimum sekitar 45 mm. TSP tidak dapat terhirup ke dalam paru, tetapi hanya sampai pada bagian saluran pernapasan atas. Partikulat debu melayang (Suspended Particulate Matter/SPM) merupakan campuran yang sangat rumit dari berbagai senyawa organik dan anorganik yang terbesar di udara dengan diameter yang sangat kecil, mulai dari <1 mikron-500 mikron. Partikulat debu tersebut akan berada di udara dalam waktu yang relatif lama dalam keadaan melayang-layang di udara dan masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernafasan
- Sifat fisik : Berbentuk padatan dengan diameter yang cukup kecil
- Sifat kimia: tergantung pada ukuran partikelnya. Ukuran partikel tertentu dapat membahayakan saluran pernapasan
- Baku mutu menurut PP No.41 tahun 1999 :
Parameter
|
Waktu Pengukuran
|
Baku Mutu
|
TSP (debu)
|
24 jam
1 tahun
|
230 µg/Nm3
90 µg/Nm3
|
- Ukuran partikulat debu yang membahayakan kesehatan umumnya berkisar antara 0,1-10 mikron
- Ukuran 5 mikron partikulat udara dapat langsung masuk ke dalam paru-paru dan mengendap di alveoli
- Ukuran >5 mikron dapat mengganggu saluran pernafasan bagian atas dan menyebabkan iritasi
- Menyebabkan iritasi pada mata dan dapat menghalangi daya tembus pandang mata (visibility).
- Partikulat yang terdapat di atmosfer berpengaruh terhadap jumlah dan jenis radiasi sinar matahari yang dapat mencapai permukaan bumi
- Terjadinya penurunan visibilitas yang dapat membahayakan, misalnya pada waktu mengendarai kendaraan atau kapal terbang
- Iklim mempengaruhi jumlah polutan, misal sistem pemanas di dalam rumah-rumah dan gedung meningkat sehingga dibutuhkan tenaga yang lebih tinggi yang mengakibatkan terbentuknya lebih banyak partikulat (BPLHD Jabar, 2009).
- Kesehatan hewan menurun (penyakit fluorosis)
- Hal tersebut terjadi akibat hewan memakan tanaman yang rusak. Kerusakan tanaman diakibatkan oleh partikulat yang mengandung fluorida dan magnesium oksida yang jatuh ke tanaman.
- Sapi dan domba juga mengalami keracunan, yaitu keracunan arsen karena mengonsumsi vegetasi yang terkontaminasi partikulat yang mengandung arsen (Wark and Warner, 1981)
- Kemampuan fotosintesis tumbuhan menurun dan kerusakan daun
- Hal tersebut terjadi karena lapisan debu partikulat pada permukaan daun menutupi stomata daun, akibatnya transport gas uap air ke dalam struktur daun terganggu. Sehingga akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan vegetasi. Tanda-tanda kerusakan daun akibat pencemaran udara seperti necrosis, chlorosis dan bercak pada permukaan daun.
- Partikulat-partikulat yang terdapat di udara dapat mengakibatkan berbagai kerusakan pada berbagai bahan
- Kerusakan pasif terjadi jika partikulat menempel atau mengendap pada bahan-bahan yang terbuat dari tanah sehingga harus sering dibersihkan
- Partikulat dapat merangsang korosi, terutama dengan adanya komponen yang mengandung partikel hidroskopik atau sulfur.
Particulate Matter (PM 2,5)
Karakteristik
- PM2,5 adalah indikator penting terhadap bahaya kesehatan dari pencemaran partikulat dan merupakan indikator yang lebih baik dibandingkan dengan PM10
- Sifat fisik : dapat berbentuk padat maupun cair dan dapat terdeposisi
- Sifat kimia : beracun karena mengganggu saluran pernapasan
- Baku mutu alamiah : 15 - 20 µg/m3 di daerah perkotaan
- Baku mutu menurut PP No.41 tahun 1999 :
Parameter
|
Waktu Pengukuran
|
Baku Mutu
|
PM2,5 (Partikel < 2,5 µm)
|
24 jam
1 tahun
|
65 µg/Nm3
15 µg/Nm3
|
a. Dampak terhadap Kesehatan Manusia
- Beberapa studi epidemiologi menunjukkan keterkaitan PM10 dan khususnya PM2,5 dengan beberapa permasalahan kesehatan. Ukuran partikulat sangat kecil sehingga mampu mencapai bagian terdalam paru-paru dan bahkan sampai beredar dalam aliran darah. Beberapa gangguan kesehatan akibat terhirupnya particulate matter yaitu :
ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut)
Asma
Penurunan fungsi paru-paru
Kanker paru-paru
Kematian dini
Paparan PM2,5 juga menyebabkan iritasi pada mata
b. Dampak terhadap Ekosistem dan Lingkungan
b. Dampak terhadap Ekosistem dan Lingkungan
- Mencemari lingkungan dan mengotori udara bersih.
- Jika konsentrasi partikulat di ambien melebihi ambang batas, hewan pun akan mengalami hal gangguan pernapasan dan penglihatan.
- Partikulat dengan pH > 9 menyebabkan kerusakan jaringan pada daun tempatnya terdeposisi
- Terganggunya proses fotosintesis
- Difusi gas dari daun ke udara pun terganggu akibat menempelnya partikulat.
- Partikulat di atmosfer dapat juga mengotori dan merusak material. Deposisi partikulat pada bangunan akan mengotori dan mengurangi estetika bangunan
Particulate Matter (PM10)
Karakteristik
- PM10 merupakan indikator partikel tersuspensi yang ada di udara dengan ukuran diameter < 10 µm
- Sifat fisik : dapat berbentuk padat maupun cair dan dapat terdeposisi
- Sifat kimia : beracun karena mengganggu saluran pernapasan
- Baku mutu alamiah : 70 µg/m3 untuk daerah berpasir dan 43.2 µg/m3 di daerah perkotaan
- Baku mutu menurut PP No.41 tahun 1999 :
Parameter
|
Waktu Pengukuran
|
Baku Mutu
|
PM10 (Partikel < 10 µm)
|
24 jam
|
150 µg/Nm3
|
a. Dampak terhadap Kesehatan Manusia
- PM10 dapat terhisap ke ke dalam sistem pernafasan manusia dan menyebabkan penyakit gangguan pernafasan dan kerusakan paru-paru.
- PM10 diketahui dapat meningkatkan angka kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung dan pernafasan
- Pada konsentrasi 140 µg/m3 dapat menurunkan fungsi paru-paru pada anak-anak
- Pada konsentrasi 350 µg/m3 dapat memperparah kondisi penderita bronkhitis
- Partikulat juga merupakan sumber utama haze (kabut asap) yang menurunkan visibilitas.
- Partikulat seperti PM10 dapat mencemari lingkungan yang mengakibatkan visibilitas atau jarak pandang menjadi menurun.
- Efek toksik yang dapat ditimbulkan pada hewan yaitu penurunan fungsi paru-paru, terhalangnya saluran pernapasan, rusaknya alveoli, dan efek lainnya
- Pemaparan partikulat pada tikus di laboratorium menyebabkan tikus percobaan tersebut menderita kanker paru-paru.
- Pada tanaman, partikulat debu PM10 jika bergabung dengan uap air atau air hujan gerimis akan membentuk kerak yang tebal pada permukaan daun, dan tidak dapat tercuci dengan air hujan kecuali dengan menggosoknya. Lapisan kerak tersebut akan mengganggu proses fotosintesis pada tanaman karena menghambat masuknya sinar matahari dan mencegah pertukaran CO2 dengan atmosfer. Akibatnya petumbuhan tanaman menjadi terganggu.
- Pada material , PM10 dapat menyebabkan beberapa dampak negatif yaitu
- Menyebabkan logam berkarat
- Merusak struktur tanah dan kendaraan bermotor
- Mengurangi nilai estetika bangunan.
- Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 2009. Pencemaran Udara oleh Partikulat. Propinsi Jawa Barat.
- Pohan, Nurhasmawaty. 2002. Pencemaran Udara dan Hujan Asam. Program Studi Teknik Kimia. Fakultas Teknik. Universitas Sumatera Utara.
- Wark, Kenneth and Warner, Cecil F. 1981. Air Pollution Its Origin and Control, Second Edition. New York: Harper & Row Publishers
- PP 41 tahun 1999. Pengendalian Pencemaran Udara. Diunduh : 28 Januari 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar